Langsung ke konten utama

Opa' 12 Tahun Tidak Tersentuh Uluran Tangan Pemerintah

Matra- Warga Dusun Kabuyu Tua,Desa Martasari,Kecamatan Pedongga,Kabupaten Mamuju Utara (Matra),Propinsi Sulawesi Barat (Sulbar),Bapak yang memiliki anak tiga ini ditinggal istri (meninggal) beberapa tahun lalu,tidak lama kemudian anak pertama dan anak keduanya juga dipanggil oleh yang Maha Kuasa.
Malang betul nasib keluarga Baco Pakir,kini mereka tinggal berdua bersama anak ketiganya bernama Opa' berumur 12 tahun dalam kondisi cacat karena terkena penyakit Polio sejak lahir serta tinggal dirumah tidak layak huni yang terancam dengan erosi sungai Pasangkayu.
Baco Pakir katakan,untuk keseharian Opa' (anaknya) kalau mau beranjak dari tempat duduk atau ingin keluar dari rumah,ia berjalan dengan cara merangkak,karena ke dua kakinya tak dapat menopang tubuhnya.
"Dia berjalan dengan menggunakan kedua tangan,sedangkan tangannya sendiri tidak sempurna seperti layaknya anak yang normal",ucapnya dengan nada sedih.
Jarak tempuh dari sembilan kepala keluarga lainnya yang ada di Desa Martasari dengan rumah Baco memakan waktu sekitar 20 menit dengan berjalan kaki baru tiba digubuk (Bagi-red).
Selain itu,Baco juga mengatakan,saya sering didata tapi tidak pernah mendapatkan uluran tangan dari pemerintah Matra.
"Berulang kali didata tapi hasilnya belum terealisasi hingga saat ini juga",jelas bapak Opa'.
Menurut tetangga (Baco) Dome mengatakan,Opa' sering ditinggal oleh bapaknya dengan bepergian mencari ikan disekitar Muara sungai Pasangkayu yang satu-satunya jalur kehidupannya.
"Baco tidak memiliki ketrampilan lain,selain kesehariannya mencari ikan untuk menghidupi anaknya Opa',terangnya.
Kadang Opa' sering ditinggal tanpa makanan ataupun ada makanan tersebut sudah basi yang tidak layak untuk dikonsumsi.
"Kami sering melihat didapurnya bahwa makanan tersebut sudah basi dan kami sering bawakan makanan untuk Opa',tambah Dome.(Roy)



Komentar

Populer

Jawab Persoalan Rakyat Pemdes Appatanah Garap Program Inovasi

Dua program skala prioritas pembangunan mulai direncanakan dan digarap aparat Pemerintah Desa Appatanah, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan. Dipenganggaran tahun 2018 mendatang, aparat Pemdes Appatanah telah mewacanakan alokasi anggaran pembangunan sumur bor untuk mengakhiri penderitaan berkepanjangan masyarakat yang telah bertahun-tahun mengantri untuk mendapatkan jatah air bersih. Sebelumnya, sejumlah solusi telah ditempuh oleh pemerintah desa setempat, salah satunya program budidaya tanaman sukun. Namun karena pengaruh suhu dan cuaca, tanaman sukun yang dibudidayakan di Desa Appatanah, gagal dan akhirnya harus terhenti di tengah jalan. Kepala Desa Appatanah, Andi Syamsul memastikan, Persoalan pemenuhan kebutuhan air bersih di masyarakat baru akan terjawab, jika sekiranya, pemerintah mampu menghadirkan pembangunan instalasi penyulingan air bersih, ataupun sumur bor. Andi Syamsul berharap, permasalahan ini bisa menjadi perhatian skala priori...