Langsung ke konten utama

Tari Tradisional Ditampilkan Di Festival Budaya 2017

MATRA,Lensapos–Pelepasan Budayawan dari Rumah Jabatan (Rujab) Bupati Kabupaten Mamuju Utara (Matra) dengan berjalan kaki menuju ke Pantai Tanjung Babia Pasangkayu tempat kegiatan Festival Budaya 2017 dilaksanakan,Sabtu 12/8.Ditengah perjalanan Budayawan rela diguyur hujan,namun itu tak menyurutkan niat para Budayawan berjalan kaki dengan memakai pakaian adat dari berbagai daerah untuk menampilkan Tari Tradisional yang akan dipertontonkan ke Masyarakat Matra yang hadir di kegiatan Festival Budaya tersebut.

Masyarakat tersanjung saat melihat penunggang Kuda Pattudu (Kuda Menari) yang di tunggangi gadis berparas cantik memasuki acara festival Budaya.Sebelum festival dibuka,salah satu antraksi Kuda Lumping yang menjadi tontonan Bupati,Wakil Bupati,para undangan dan Masyarakat yang hadir,Festival Budaya ini digelar oleh Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Festival Budaya 2017 akan berlangsung selama 3 hari (12 sampai 14 Agustus) dan Festival ini dibuka langsung oleh Bupati Matra H Agus Ambo Djiwa.Festival Budaya akan dihadiri ratusan Budayawan dan seniman baik itu dari Kabupaten Matra sendiri maupun dari luar Kabupaten.

Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan menyampaikan,dalam rangka Festival Budaya 2017,panitia telah mengundang sekitar 400 seniman yang akan tampil selama 3 malam berturut-turut.

"Dari 400 seniman ini terdiri dari beberapa kalangan,mulai dari Seniman etnis Budayawan,Sastrawan dan juga pelaku Seni Tradisional yang kami harapkan bisa tampil selam 3 malam berturut-turut setelah dibuka acara Festival ini",harapnya.

Terkait output,tentu kita harapkan kebangkitan Budaya Kabupaten Matra,disamping itu kita padukan dengan pengembangan kawasan pantai tanjung babia ini.

"Tahun depan setelah tertatanya Pantai Tanjung Babia,kegiatan ini kita pusatkan dikawasan Tanjung Babia dan kegiatan ini kita jadikan efek tahunan",ungkap I Nyoman Suandi.(Roy)

Komentar

Populer

Jawab Persoalan Rakyat Pemdes Appatanah Garap Program Inovasi

Dua program skala prioritas pembangunan mulai direncanakan dan digarap aparat Pemerintah Desa Appatanah, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan. Dipenganggaran tahun 2018 mendatang, aparat Pemdes Appatanah telah mewacanakan alokasi anggaran pembangunan sumur bor untuk mengakhiri penderitaan berkepanjangan masyarakat yang telah bertahun-tahun mengantri untuk mendapatkan jatah air bersih. Sebelumnya, sejumlah solusi telah ditempuh oleh pemerintah desa setempat, salah satunya program budidaya tanaman sukun. Namun karena pengaruh suhu dan cuaca, tanaman sukun yang dibudidayakan di Desa Appatanah, gagal dan akhirnya harus terhenti di tengah jalan. Kepala Desa Appatanah, Andi Syamsul memastikan, Persoalan pemenuhan kebutuhan air bersih di masyarakat baru akan terjawab, jika sekiranya, pemerintah mampu menghadirkan pembangunan instalasi penyulingan air bersih, ataupun sumur bor. Andi Syamsul berharap, permasalahan ini bisa menjadi perhatian skala priori...