Persoalan klasik
pertanian di Kabupaten Luwu menjadi perhatian serius Andi Pangerang selaku
Kepala Dinas Pertanian Kab. Luwu. Kepada Media ini, Andi Pangerang menyempatkan
diri berbagi informasi sekaitan dengan produktifitas pertanian di Luwu yang
dinilainya masih harus digenjot.
Andi Pangerang
menuturkan, petani di Kabupaten Luwu seharusnya mulai merubah pola pikir agar
dapat bersaing dengan daerah lain di Sulsel. Hal mana kata Andi Pangerang, Luwu
merupakan salah satu lumbung padi di Sulsel. Meski grafiknya naik, namun
dirinya berharap ada peningkatan yang signifikan.
Secara gamblang, Kadis
yang dekat dengan insan Pers ini menuturkan kalau Pertanian di Luwu menjadi
perhatian serius dari Pemerintah Kabupaten hingga Pemerintah Pusat. Terbukti
dengan banyaknya bantuan yang telah disalukan kepada petani melalui kelompok
tani setempat, namun belum dioptimalkan oleh petani. Ia mencontohkan bantuan
Handtractor yang belum sepenuhnya dimaksimalkan. Padahal kata Kadis Pertanian,
bantuan traktor tersebut adalah untuk kepentingan kelompok tani. Sehingga semua
anggota kelompok tani berhak menggunakan alat itu untuk lahan mereka. “Selama
ini bantuan yang ada biasanya hanya dikuasai oleh ketua kelompok saja. Dan jika
tidak digunakan, alat tersebut hanya jadi pajangan yang pada akhirnya
memperpendek usia pakai”. Ujar Andi Pangerang.
Cobtoh lain kata Andi
Pangerang adalah bantuan bibit. Menurutnya, masih banyak petani yang tidak
memanfaatkan bantuan yang diberikan. Padahal kata Andi Pangerang, jika saja
bantuan tersebut digunakan dengan optimal, produksi pertanian apakah itu gabah
atau lainnya dapat meningkat dengan kualitas yang bagus pula. “Yang terjadi
justru petani lebih memilih menanam gabah yang justru hasilnya kurang
baik”.Sesalnya.
Meski demikian kata
Andi Pangerang, ada juga petani yang mulai sadar dan menanam bibit unggul yang
telah bersertifikat. Sehingga hasil yang diperolehnya pun memuaskan. Andi
Pangerang sangat berharap Petani di Kabupaten Luwu bisa segera memanfaatkan
teknologi modern demi meningkatkan produktifitas pertanian. Karena menurutnya,
Dinas terkait akan senantiasa melakukan bimbingan agar pertanian di Luwu bisa
mencapai kemandirian lokal.
Namun semua itu kata
Andi Pangerang, berpulang kepada pola pikir masyarakat itu sendiri. Karena
sebaik apapun porgram dan bantuan yang diberikan oleh pemerintah, jika tidak
ada perkembangan dari pola pikir masyarakat, hal tersebut akan sia -sia belaka.
“Dengan kata lain, pola pikir yang ada saat ini harus diubah ke pola pikir
modern”. Ujarnya.
Solusinya kata Andi
Pangerang adalah bagaimana membangun kesamaan visi untuk memulai perubahan.
Sebagai contoh, lanjutnya, jika tiba musim tanam, sebaiknya petani dapat
melakukan penanaman secara serentak. Sehingga pada musim panen, akan bersamaan
pula dipetik hasilnya. Hal inilah yang menjadi impian sekaligus tugas
kemiteraan dengan Badan Penyuluh Pertanian, dengan mengoptimalkan Penyuluh yang
idealnya satu penyuluh untuk satu desa dan menetap di lokasi tugasnya selaku
Penyuluh.
Jika hal ini
terlaksana, Andi Pangerang optimis akan menampakkan hasil yang tidak
mengecewakan. Dan Peningkatan produktifitas pertanian dapat terwujud.
Semoga...(Md)
Komentar
Posting Komentar