Langsung ke konten utama

BPK Perwakilan Provinsi Sulsel ‘Cium’ Indikasi Kerugian Negara


  Kantor Badan Pemeriksa Keuangan Cabang Sulsel



Pada Proyek Pembangunan SMP Satap Gusung


Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia, Perwakilan Provinsi Sulawesi-Selatan  mengendus indikasi kerugian negara pada proyek pembangunan Ruang Kelas Baru SMP Satu Atap Gusung, Desa Bontolebang, Kecamatan Bontoharu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawaesi-Selatan yang dikerjakan oleh CV. Aulian Cindrapole.
Proyek pembangunan ruang kelas baru SMP Satu Atap Gusung yang anggarannya berasal dari dana alokasi khusus tahun 2010 senilai seratus dua puluh juta tersebut menambah panjang deretan catatan indikasi penyimpangan keuangan  negara di tubuh internal dinas pendidikan nasional Kabupaten Kepulauan Selayar versi Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi-Selatan.
Terkait temuan indikasi kerugian dimaksud, Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi-Selatan langsung merekomendasikan agar sisa anggaran proyek yang belum dimanfaatkan oleh pihak perusahaan pelaksana kegiatan untuk dikembalikan ke kas negara.
Rekomendasi pengembalian sisa anggaran dikeluarkan Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Sulawesi-Selatan yang mendapati proyek pembangunan ruang kelas tambahan SMP Satu Atap Gusung  dalam kondisi terbengkalai.
 Selain merekemondasikan pengembalian sisa anggaran proyek, BPK RI juga meminta pihak perusahaan pelaksana kegiatan menghentikan aktivitas pengerjaan sampai dengan batas waktu yang tidak tidak ditentukan.
Hingga dengan diturunkannya berita ini belum satupun plafon yang dipasang pihak kontraktor pelaksana, termasuk, pintu ruang kelas belajar, dan lantai ruangan. (Tim)
 






Komentar

Populer

Jawab Persoalan Rakyat Pemdes Appatanah Garap Program Inovasi

Dua program skala prioritas pembangunan mulai direncanakan dan digarap aparat Pemerintah Desa Appatanah, Kecamatan Bontosikuyu, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi-Selatan. Dipenganggaran tahun 2018 mendatang, aparat Pemdes Appatanah telah mewacanakan alokasi anggaran pembangunan sumur bor untuk mengakhiri penderitaan berkepanjangan masyarakat yang telah bertahun-tahun mengantri untuk mendapatkan jatah air bersih. Sebelumnya, sejumlah solusi telah ditempuh oleh pemerintah desa setempat, salah satunya program budidaya tanaman sukun. Namun karena pengaruh suhu dan cuaca, tanaman sukun yang dibudidayakan di Desa Appatanah, gagal dan akhirnya harus terhenti di tengah jalan. Kepala Desa Appatanah, Andi Syamsul memastikan, Persoalan pemenuhan kebutuhan air bersih di masyarakat baru akan terjawab, jika sekiranya, pemerintah mampu menghadirkan pembangunan instalasi penyulingan air bersih, ataupun sumur bor. Andi Syamsul berharap, permasalahan ini bisa menjadi perhatian skala priori...